Minggu, 16 Desember 2012

Produk BUMN di jual menjadi satu

RNI Akan Bangun Sentral Penjualan Produk BUMN
Headline
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) - IST
Oleh: Seno Tri Sulistiyono
ekonomi - Senin, 17 Desember 2012 | 07:00 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan membuat sentral penjualan produk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan mendirikan 15 Rajawalimart di kota Dewata pada 2013.

"Ini seperti minimarket, Januari kita akan buka sebanyak 15 Rajawalimart di Bali terlebih dahulu, nantinya akan buka juga di Surabaya, Malang dan kota lainnya," kata Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro kepada INILAH.COM, Jakarta, Minggu (16/12/2012).

Produk yang dijual Rajawalimart ini nantinya, 30% merupakan barang yang dihasilkan perusahaan berpelat merah dan 70% dari swasta. "Kan produk BUMN tidak banyak juga. diharapkan ini bisa meningkatkan penjualan produk BUMN," ucapnya.

Saat ini penjualan produk BUMN terjual terpisah-pisah tampa adanya suatu wadah yang menampung menjadi satu, sehingga dimunculkannya Rajawalimart. Produk BUMN nantinya seperti, gula, daging sapi, teh, air mineral, sari madu, garam dan lain-lain.

Lebih lanjut Ismed mengatakan, jika Rajawalimart sudah mencapai 150 outlet akan diberikan kesempatan kepada pihak lain untuk mewaralabakannya dan mengenai isvestasi pembangunan Rajawalimart tersebut, RNI akan mengucurkan Rp1 milar untuk satu outlet. [mel]

dana reksa terbitkan obligasi lagi

Danareksa Akan Terbitkan Obligasi Berkelanjutan
1
Headline
ist
Oleh:
pasarmodal - Kamis, 13 Desember 2012 | 11:03 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Danareksa (Persero) akan melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan tahap I tahun 2012 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp500 miliar.
Obligasi ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan pertama dengan target dana sebesar Rp1 triliun yang diterbitkan tanpa warkat, kecuali sertifikat jumbo atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan jangka waktu 5 tahun. Demikian menurut prospektus ringkas perseroan, Kamis (13/12/2012).
Obligasi yang diterbitkan dalam dua seri ini ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah pokok dan bunganya akan dibayarkan setiap triwulan (3 bulan). Nilai pokok dan besaran tingkat suku bunga kedua seri obligasi tersebut masih akan ditentukan kemudian.
Hasil dari penawaran obligasi ini akan digunakan untuk mengganti kas internal yang dipakai untuk melunasi obligasi II Danareksa tahun 2007 sebesar Rp500 miliar yang jatuh tempo pada 25 September 2012.
Untuk penerbitan dan penawaran obligasi ini, perseroan menunjuk PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi, sedangkan untuk penjamin emisi masih akan ditentukan kemudian, sementara sebagai wali amanat adalah PT Bank Mega Tbk.
Adapun jadwal sementara masa penawaran awal akan dilakukan pada 13-20 Desember 2012, tanggal efektif pada 27 Desember 2012, masa penawaran pada tanggal 2-4 Januari 2013 dan tanggal pencatatan di BEI pada tanggal 10 Januari 2013. Sebagai catatan obligasi ini juga telah mendapatkan hasil pemeringkatan "idA" dari Pefindo. [ast]

beberapa saham yang dapat menguntungkan jika anda jual hari ini

Inilah Top Foreign Sell Jumat (14/12/2012)
1
Headline
inilah.com
Oleh: Wahid Ma'ruf
pasarmodal - Jumat, 14 Desember 2012 | 18:09 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi top foreign sell lagi mencapai 31,3 juta saham dari volume perdagangan 57,7 juta saham senilai Rp65,1 juta saham.

Demikian mengutip data BEI, Jumat (14/12/2012). Selanjutnya saham BBRI mencapai 18,9 juta saham dari volume 26,1 juta saham. Untuk saham PNBN mencapai 17,5 juta saham dari volume perdagangan 22,06 juta saham. Saham GIAA mencapai 15,6 juta saham dari volume 25,2 juta saham.

Sementara saham BABP mencapai 9,8 juta saham dari volume perdagangan 133,1 juta saham. Untuk saham PNLF mencapai 9,4 juta saham dari volume 37,1 juta saham. Saham TLKM mencapai 8,03 juta saham dari volume perdagangan 37,1 juta saham. Sedangkan saham SMRA mencapai 7,8 juta saham dari volume perdagangan 2,7 juta saham.

Untuk saham BHIT mencapai 6,6 juta saham dari volume perdagangan 39,1 juta saham. Saham JSMR mencapai 6,5 juta saham dari volume mencapai 7,9 juta saham.

apa itu capex ??

Capex

Senin, 17 Desember 2012 07:06 wib
Logo BEI. (Foto: Okezone)
Logo BEI. (Foto: Okezone)
Seringkali kita baca berita bahwa perusahaan atau emiten A mengalokasikan belanja modal atau capex (capital expenditure) sekian ratus miliar. Begitu juga emiten B menyiapkan capex sekian triliun untuk mempertahankan kinerjanya pada tahun depan.

Ada juga berita yang menulis capex perusahaan X naik sekian persen dibandingkan capex tahun lalu. Pertanyaannya, apa itu capex? Apa pentingnya bagi emiten dan apakah investor perlu memperhatikan nilai capex yang dialokasikan oleh emiten seperti halnya investor memperhatikan pencapaian penjualan dan laba bersih emiten?

Cukup banyak definisi yang disuguhkan para ahli tentang capex. Ada yang bilang capex adalah sejumlah pengeluaran dana yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai kebutuhan seperti property, plant, equipment, dan sejenisnya.

Ada juga yang menyebut capex merupakan belanja perusahaan atau pengalokasian dana untuk diinvestasikan dalam berbagai aset perusahaan. Definisi lain mengatakan capex merupakan pengeluaran yang dapat memberi keuntungan di masa depan dan karenanya diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan bukan sebagai biaya.

Definisi yang cukup lugas menyebutkan capex adalah alokasi budget untuk melakukan pembelian, perbaikan, penggantian segala sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan. Jika pengertian di atas disimak, intinya sama saja antara definisi yang satu dengan yang lain bahwa capex itu berkaitan dengan alokasi anggaran (budget), penambahan dan atau perbaikan aset, terutama aset yang bersifat produktif.

Setiap perusahaan, apalagi perusahaan besar yang establish selalu mengalokasikan capex dalam anggarannya. Dari pemahaman sederhana ini bisa dibayangkan betapa pentingnya capex bagi pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Bagi perusahaan besar yang selalu mencatat pertumbuhan kinerja tinggi hampir tidak mungkin tidak mengalokasikan capex dalam anggarannya.

Perusahaan yang tidak mengalokasikan capex, apapun faktor penyebabnya, bisa dipastikan lambat laun kinerjanya akan merosot. Gambarannya begini. Misalnya PT XYZ, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi. Agar kinerja keuangannya stabil bahkan bisa tumbuh maka perusahaan harus menjaga kualitas asetnya berupa mobil.

Ia dituntut selalu melakukan proses peremajaan armada dari tahun ke tahun, ia juga dituntut memiliki fasilitas bengkel yang memadai agar armadanya selalu tampil prima dan siap memberikan pelayanan sebaik mungkin ke masyarakat. Karena itu, perusahaan seperti ini selalu dituntut untuk mengalokasikan capex. Ia tidak mungkin menihilkan capex dalam anggaran tahunannya.

Jika perusahaan tidak menganggarkan capex maka berarti tidak akan ada peremajaan armada, perbaikan armada yang rusak dan juga perawatan armada. Jika kondisinya seperti ini maka hampir bisa dipastikan kinerja perusahaan akan merosot dari tahun ke tahun.

Dari ilustrasi ini bisa dipastikan bahwa mengalokasikan capex adalah menjadi kewajiban dan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan kinerja keuangannya. Jadi jangan heran jika laba yang dihasilkan perusahaan atau emiten tidak dihabiskan untuk dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham.

Laba perusahaan diakumulasi menjadi laba ditahan yang sewaktu-waktu dipergunakan untuk kebutuhan capex. Kebijakan pembagian dividen selalu mempertimbangkan likuiditas atau kas perusahaan untuk kebutuhan capex.

Begitu pentingnya capex, tidak jarang manajemen perusahaan mencari sumber dari luar perusahaan. Capex tidak selalu bersumber dari dana internal perusahaan, tetapi bisa juga bersumber dari dana pihak ketiga misalnya pinjaman bank, penerbitan surat utang, sekuritisasi aset dan sebagainya.  Tidak masalah bahwa ada biaya yang harus dibayar (cost of fund) untuk mengalokasikan capex. Asal saja tujuan capex itu jelas, fokus dan benar-benar untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Karena itu, jika ada emiten yang memutuskan tidak membagi dividen demi mengalokasikan capex, sebaiknya investor tidak kecewa karena alokasi capex itu akan meningkatkan performa perusahaan sehingga pada masa mendatang bisa mencetak laba lebih tinggi dan harga sahamnya di bursa bisa naik lebih tinggi. (Tim BEI) (//ade)

obligasi di awal tahun 2013

JAWA Akan Terbitkan Obligasi Semester I 2013
1
Headline
PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) - ist
Oleh: Agustina Melani
pasarmodal - Minggu, 16 Desember 2012 | 11:35 WIB
INILAH.COM, Jakarta - PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) menunda penerbitan obligasi pada 2012. Kemungkinan perseroan menerbitkan obligasi pada semester pertama 2013.

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan PT Jaya Agra Wattie Tbk Bambang Ibrahim, saat dihubungi INILAH.COM, pekan ini. " Proses ratingnya mundur dan belum selesai jadi rencana penerbitan obligasi juga mundur ke tahun 2013," ujar Bambang,

Menurut Bambang, proses rating yang belum selesai karena memerlukan banyak data sehingga memerlukan waktu. Penerbitan obligasi perseroan akan dilakukan pada semester pertama 2013. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk ekspansi usaha tahun depan.

Sebelumnya pengumuman penerbitan obligasi itu telah dilakukan pada April 2012. Total penerbitan obligasi perseroan dikabarkan mencapai Rp500 miliar. Pada perdagangan saham Jumat (14/12/2012), saham JAWA melemah 1,28% ke level Rp385 per saham.